Iklan

Sabtu, 04 Januari 2020, 04.56.00 WIB
Last Updated 2020-01-04T13:04:39Z
Padopokan Giri Saba

Menguak Candi Parikesit Dieng


Candi Parikesit, Dieng dan Ondo Budo Bawang, Batang.

Pernah disinggung oleh Raffles jika Dieng merupakan tempat percandian yang memiliki 4 sayap tangga yang menghubungkannya dengan daerah lain.

Menurut penuturan dan laporan dari berbagai narasumber maupun arkeolog mengenai catatan cagar budaya dari masa ke masa mendapatkan informasi di tahun 1935 Candi Dieng catat sebagai tempat pengungsian masyarakat Pekalongan ketika meletus perang Jawa. 

Gelombang pengungsi itu datang ke Dieng menggunakan jalur setapak batu yang disebut Ondo Budo dari arah Bawang, Pekalongan (kini Batang).

Foto dalam lukisan adalah ilustrasi Candi Parikesit dan masyarakat yang mengungsi disekitarnya. Kini, candi Parikesit telah tiada, jika mengikuti petunjuk Krom, lokasinya tepat berada di Bukit Sekuter sekarang.

Ondo Budo Bawang kini pun belum mendapat informasi keberadaannya, pada tahun 1995 sudah tidak terlacak. Karena penasaran memang tidak butuh alasan, dan Bawang diluar jangkauan mulai mapping mode on.

Hasilnya, dalam peta MIPA terekam ada jalur tembus antara Bawang-Parikesit (Bukit Sekuter) dan jika hanya menggunakan garis lurus mereka hanya terpaut 10km.

Jalur ini melewati celah antara gunung Sipandu dan Prau, dan benar Parikesit memang merupakan Candi terdekat dari arah Batang-Dieng. Jarak sekitar 10 km ini sama dengan jalur antara Garung-Sikunang. 

Terus mengapa mereka mengungsi? Apakah pengaruh teros walanda atau bagaimana?
Mungkin dari walanda(red:Londo), diawal tahun 1800-an teror itu terkesan masih membekas, dimana orang eropa dihalang-halangi untuk naik ke Dieng via Pekalongan (Bawang), alasannya untuk melindungi "leluhur"

Jalur kereta kuda baru bisa dibuka dan orang eropa bisa merasa nyaman melalui jalur itu 30 tahun kemudian. Sedangkan larangan ini hanya berlaku untuk jalur Bawang.

*dihimpun dari berbagai sumber men kaya tulisan nganu wqwq