Iklan

Sabtu, 16 Desember 2023, 17.30.00 WIB
Last Updated 2023-12-17T01:38:58Z
Catetan DolanPadopokan Giri Saba

Makam, Jejak Sejarah Yang Hilang



Entah sejak kapan. Ada propaganda yang begitu kuat. Bahwa pada masa pra Islam. Jenazah dibakar. Tidak dimakamkan.

Padahal orang Badui, Tengger, dan desa kuno di Bali pun tidak membakar jenazahnya, Melainkan dikubur. Tentu kita tidak memungkiri bahwa tradisi membakar jenazah juga ada di beberapa tempat.

Akibat propaganda aneh itu maka, banyak jejak sejarah hilang. Tak ada pikiran untuk mencari makam leluhur. Tak ada pikiran mencari tau dimana gerangan makam raja raja kuno, Yang boleh jadi ada dan terlantar. Kerena terlanjur percaya. Bahwa tidak ada pemakaman di masa lalu.

Begitu kuatnya propaganda itu sampai saat ini, jika ada yang sekedar mengajukan pertanyaan di medsos soal dimana gerangan makam raja raja masa lalu. 

Berbondong bondong akan ada begitu banyak bantahan yang menyatakan bahwa makam itu tidak ada. Bahwa mereka bukan muslim, bahwa jasadnya telah dibakar dan lainnya. Hingga umumnya jadi perdebatan berbuntut sara.

Pada tahun 1825. Sebuah perang, yang di kenal sebagai perang jawa (diponegoro) di picu oleh perusakan makam kuno oleh belanda untuk pembuatan jalan. Pasca perang yang dashyat itu dan berlakunya tanam paksa. Belanda membangun industri pertanian, jalan, perkantoran Bahkan pabrik gula diatas makam makam kuno.

Satu operasi ekonomi plus penghapusan jejak sejarah yang luar biasa. Karena makam adalah sejarah. Dimasa lalu makam kuno umumnya di lakukan di hutan, yang juga merupakan bagian dari  upaya tradisional untuk menjaga kesucian hutan. 

Sebagian tradisi lain. Memakamkan keluarganya di pekarangan rumah. Ada pula yang memakamkan jenazah dengan pembagian kategori. Seperti usia, sebab kematian, kedudukan sosial dan lain-lain. Hal ini membuat hampir tidak ada makam kuno bisa di temukan dalam jumlah banyak. Karena dalam satu desa kecil saja. Makamnya terpisah pisah.

Ketika ada perang. Atau anak keturunannya pindah. Maka makam-makam itu akan lenyap dan tidak lagi dikenal dan jejaknya pun hilang. Berbeda dengan makam islam yang membujur dari utara ke selatan.

Makam makam kuno pra islam umumnya membujur dari barat ke timur, terutama untuk makam yang sudah ada sejak sebelum masehi.