Kijingpologi
Sebagaian besar masyarakat mungkin
sepakat bila dikatakan bahwa Pulau Jawa merupakan pusat episentrum penyebaran
Islam di Nusantara. Meski bukan sebagai wilayah pertama yang menganut Islam,
tapi di pulau inilah untuk pertama kalinya Islam diterima demikian luas, serta
menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam paling semarak, sehingga Islam
menyebar luas di Nusantara sampai hari ini.
Walisongo adalah tokoh-tokoh penting
yang dianggap sebagai pionir dalam proses ini. Merekalah yang membuat Islam
mudah diterima dan dihayati oleh masyarakat, hingga menjadi pandangan hidup
bersama. Puncaknya, adalah ketika umat Islam berhasil mendirikan kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa yang bernama Demak, dan meneguhkan posisi umat Islam di
tanah Jawa.
Sebagaimana tulisan yang dilansir dari seorang antropoloh, Ambary
mengelompokkan kijing makam tua Nusantara dalam 4 tipe, yakni (1) Nisan tipe
Aceh; (2) Nisan tipe Demak-Troloyo; (3) Nisan tipe Bugis-Makassar; (4) Nisan
tipe Lokal. Para Arkeolog lainnya ada
juga yang menambahkan tipe Banten dan tipe Ternate di luar pengelompokan tipe
Lokal.
Nisan yang ada pada foto ini masuk
kategori tipe Demak Troloyo tanpa inskripsi. Ragam hias adopsi dari kebudayaan
klasik (Hindu). Model Kurawal atau Sulur Makara yang liukannya mengadaptasi simbol
makara di pintu/tangga candi. Ada juga motif hias geometris segitiga atau
Tumpal. Adapula sulur-sulur tanaman atau hiasan medalion, yang kesemuanya juga
bisa kita temukan pada dinding-dinding candi.
![]() |
Foto : fb Transpiosa Riomandha |
Tanpa inskripsi angka tahun atau
keterangan lainnya, baik dalam aksara Jawa Kuna atau Arab kita sulit untuk
menentukan tahunnya. Jika pada makam masa Demak-Troloyo kaya akan inskripsi,
maka model polosan seperti ini diduga hadir sejak awal abad 18 hingga awal abad
20. Foto-foto bagian bawah adalah beberapa tipe nisan Demak Troloyo yang berada
di kompleks makam Gipo Ampel, makam Tembok dan makam Oei Sam Hong.*
Lain lagi yang tersebar di Wonosobo
misalnya, ada beberapa yang prenah penulis temui yang menyerupai yang telah
disebutkan di atas. Maksudnya beberapa corak dan motif yang di kelompokkan
seperti motif pada masa Demak Troloyo. Misalnya sebuah nisan atau kijing di
daerah kuburan mainan, yang menandakan motif tersebut.
Ada juga makam sebuah
habib pula yang juga masih satu masa. Kayaknya. Dilihat dari inskripsi yang tertulis menunjukkan
tahun dengan angka arab 1880 dan tentu masih ada yang lebih tua dari itu. Serta
beberapa kijing pada era tahun kisaran abad 18 juga kebanyakan mengguenakkan
motif Demak Troloyo ini meski di era ini pun memiliki tahapan pada era perang jawa dan sebagainya yang juga menyimpan makna dan pesan yang berbeda.
Boleh jadi pada masa itu sedang hits model dengan corak yang sama tinggal tergantung permintaan kepada anak keturunan yang diwariskan.
Boleh jadi pada masa itu sedang hits model dengan corak yang sama tinggal tergantung permintaan kepada anak keturunan yang diwariskan.
Lain lagi di Daerah Wonosobo dan sekitarnya pun juga tak hanya motif ini saja tentu masih banyak motif motif lainnya tinggal di lihat dari masa nya. mbokan..
*foto beberapa referensi dikutip dari laman fb https://m.facebook.com/cuk.riomandha?fref=nf&refid=52&ref=opera_speed_dial¬if_t=feed_comment&__tn__=R
*foto beberapa referensi dikutip dari laman fb https://m.facebook.com/cuk.riomandha?fref=nf&refid=52&ref=opera_speed_dial¬if_t=feed_comment&__tn__=R