Iklan

Selasa, 02 September 2025, 03.00.00 WIB
Last Updated 2025-09-02T10:00:00Z
Primbon

Kalender Jawa September 2025: Weton, Hari Baik, dan Filosofi Hidup yang Nggak Lekang oleh Zaman

 

Kalender Jawa September 2025: Weton, Hari Baik, dan Filosofi Hidup yang Nggak Lekang oleh Zaman
Kalender Jawa September 2025: Weton, Hari Baik, dan Filosofi Hidup yang Nggak Lekang oleh Zaman

Wonosobo.click - Kalau kalender biasa cuma kasih tahu tanggal merah buat rebahan, kalender Jawa itu lebih ribet tapi juga lebih seru.


Ada hari, ada pasaran, ada neptu, ada wuku semacam "combo paket lengkap" yang bikin tanggal nggak sekadar angka, tapi juga cerita hidup.


Kalender Jawa Itu Bukan Tanggal Receh


Di September 2025 ini, misalnya, tanggal 1 jatuh di Senin Legi.


Buat orang Jawa, itu bukan sekadar Senin yang bikin malas bangun, tapi punya nilai neptu 9, masuk wuku Watu Gunung. 


Katanya sih, pas banget buat mulai hal-hal penting. Jadi kalau mau buka usaha, cari jodoh, atau sekadar diet karbo, ini waktunya.


Weton Itu "Profil Sosmed" Versi Nenek Moyang


Kalau sekarang orang suka baca zodiak di IG Story, orang Jawa sudah punya versi lama: weton.


Kombinasi hari dan pasaran ini dipercaya bisa nunjukin karakter, rezeki, bahkan kecocokan jodoh. 


Bedanya, nggak ada bintang Capricorn atau Leo. Adanya Wage, Pon, Legi, Kliwon, dan Pahing.


Contoh:


Minggu Wage (14 Sept) → masuk wuku Landep, simbol kecerdasan. Cocok buat yang lagi pengen terlihat "smart" di depan calon mertua.


Sabtu Pahing (27 Sept) → wuku Wukir, melambangkan keteguhan. Cocok buat yang sering plin-plan pas disuruh milih makan bakso atau mie ayam.


Sultan Agung: Founding Father Kalender Jawa


Sistem ini diracik Sultan Agung dari Mataram tahun 1633. Campuran kalender Hindu Saka dan kalender Islam, jadilah kalender Jawa yang unik. 


Jadi, tiap kali buka kalender Jawa, sebenarnya kita lagi nginget karya intelektual kelas berat abad 17. Bukan kaleng-kaleng.


Tradisi yang Masih Jalan Sampai Sekarang


Mau nikah? Cari hari baik. Mau ruwatan? Cari weton. Bahkan buat selametan ulang tahun anak, masih banyak orang Jawa yang ngintip kalender. 


Bertepatan momentum September ini, ada bonus: bulan Mulud alias Rabiul Awal. 


Artinya, ada perayaan Maulid Nabi, bisa dibilang menjadi kombo antara tradisi Jawa dan Islam yang hidup berdampingan.


Kenapa Masih Relevan?


Karena kalender Jawa itu bukan sekadar hitung-hitungan, tapi identitas. Ia mengajarkan bahwa hidup itu ada ritmenya. 


Ada waktu untuk berjuang, ada waktu untuk ngopi santai, ada juga waktu untuk menunda diet.


Jadi, kalau kamu pikir kalender Jawa cuma cocok buat orang tua yang rajin bikin selametan, coba buka September 2025 ini. 


Siapa tahu kamu nemu "hari baik" buat sesuatu yang besar. Minimal, bisa jadi bahan obrolan biar nggak cuma bahas "kapan nikah?" tiap ketemu saudara.***