Iklan

Senin, 13 Desember 2021, 15.57.00 WIB
Last Updated 2021-12-13T23:57:29Z
Catetan Dolan

Napak Tilas di Qaryah Thayyibah Salatiga

     

foto: Petani di Salatiga, 11 Desember 2021

Bisa berkunjung dan belajar di Qoryah Thayyibah Salatiga adalah sebuah keberuntungan. Sambil menyelam minum air seakan napak tilas, yang dahulu mengenal Qaryah Thayyibah hanya dari cerita atau buku sekarang bisa sampai di sana dan sesekali macak liputan disekitar.

    Sewaktu baru sampai di wilayah masuk lereng Merbabu ini, hati ini merasa kaget dan seperti dejavu langsung ingat seperti suasana di Wonosobo terlebih seperti sekolah alternatif Fatanugraha Wonosobo di kampus Jambean, Kalibeber Wonosobo. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1,5 jam dari kota Semarang ini dibalas dengan keramahan warga sekitar dan suasana dingin sejuk Salatiga.
    Selama 3 hari menepi menyelami jalan sunyi di Qaryah Thayyibah menemukan beragam pengalaman dan sumur kelimuan yang dapat kita timba. Misalnya dalam penerapan seperti pendidikan masyarakat yang dilandasi semangat membebaskan, dan semangat perubahan kearah yang lebih baik.
    Membebaskan dalam arti keluar dari belenggu legal formalistik yang selama ini menjadikan pendidikan tidak kritis, dan tidak kreatif, sedangkan semangat perubahan lebih diartikan pada kesatuan belajar dan mengajar. Siapa yang lebih paham dan tahu maka mengajari yang belum paham, hal ini kemudian akan didapat seorang guru ketika mengajar sebenarnya dia sedang belajar, terkadang belajar apa yang tidak diketahuinya dari murid.
    Guru bisa menjadi murid, dan murid bisa menjadi guru, saling melengkapi. Guru sebagai fasilitator atau mendampingi murid. Agar lebih luas murid kita artikan orang yang menghendaki dan konteksnya yaitu ilmu atau pengetahuan, Jadi orang yang menghendaki ilmu, dan nantinya tidak ada ikatan usia tetapi berpijak pada dawuh kanjeng nabi terkait dengan hal tersebut.
    Alam pun menjadi guru, atau istilahnya "Alam ki sejatine guru", guru terbaik adalah pengalaman, memang benar adanya. Kita bisa mengambil ibarat dengan membaca tanda-tanda yang dituangkan oleh alam, oleh fenomena dan lainnya bahasa mudahnya kita dituntut untuk membaca ayat Tuhan yang tersirat dan tersurat.
    Kembali mengenai Sekolah Qaryah Thayyibah kita belajar akan pembelajaran yang 'membebaskan' dengan fokus dan minat serta kreativitas masing-masing. Kita berkreasi sekreatif mungkin berinovasi sehingga menciptakan karya yang dapat bermanfaat bagi kemaslahatan bersama.
Salatiga, 12 Desember 2021