Bagi yang pernah melakukan perjalanan ke Wonosobo, pasti sudah tidak asing mendengar petos alias ‘tempe atos’. Tidak jauh berbeda dengan tempe kemul, petos juga terbuat dari potongan tempe yang diselimuti campuran tepung terigu, tepung pati basah, kunyit dan juga kucai. Bedanya, petos mempunyai karakteristik atos atau keras dan berbentuk semacam keripik.
Tempe kemul merupakan makanan khas Wonosobo yang disajikan dalam bentuk renyah dan terdapat taburan kucai, dinikmati dengan cabai mentah atau ulegan cabai membuat rasanya semakin nikmat. Kini tempe kemul juga berinovasi menjadi Petos atau tempe atos, yang lebih mudah dijadikan oleh-oleh.
Petos singkatan dari tempe kemul atos. Tempe kemul merupakan salah satu gorengan khas wonosobo yang sangat diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Dieng.Karena rasanya yang ngangenin,
Petos yang mulai diperkenalkan pada tahun silam lalu, kini bersanding dengan kuliner khas Wonosobo dan bisa dijumpai di berbagai toko oleh-oleh dan camilan tradisional. Bahkan, pada umumnya camilan ini juga tersedia di warung pinggir jalan dan kantin sekolah dalam kemasan kecil dengan harga yang sangat terjangkau bagi semua kalangan. Dengan citarasa yang hampir menyerupai tempe kemul, Petos cukup laris diserbu pembeli sebagai pengganti keripik dan hidangan di dalam toples.
1 kilogram petos biasanya dibanderol dengan harga Rp 30.000 hingga Rp 40.000 di tingkat produsen. Bahkan, di toko oleh-oleh biasanya dikemas dengan plastik tebal dengan ukuran seperempat kilo seperti keripik kentang Dieng dan harganya cukup relatif murah yakni Rp 15.000 hingga Rp 20.000.
Salah satu produsen Petos, menuturkan bahwa cara pembuatan Petos atau menggorengnya agak sedikit berbeda dengan tempe kemul.
Campuran atau komposisi tepung memang dibuat agak berbeda sehingga bisa renyah dan tidak mudah pecah tapi juga tidak mudah mlempem. Tempe kemul dibuat untuk segera disajikan panas-panas sementara petos dibuat untuk jangka waktu yang lebih lama, kadang bisa sampai satu-dua bulan.
Menurut warga asli Wonosobo yang merupakan salah satu penggemar camilan, petos bisa mengobati kekangenan pada tempe kemul, siapa saja yang sempat merasakan tempe kemul.
Masyarakat di Wonosobo, tiada hari tanpa tempe kemul,sehingga ada yang menamakan republik Tempe Kemul,petos sendiri sangat cocok disajikan sebagai teman minum teh di udara dingin Wonosobo. Bagi wisatawan Wonosobo juga kadang bisa menjumpai petos di beberapa warung makan seperti mie ongklok maupun bakso dengan kemasan kecil.
Bahkan sekarang Orang Wonosobo berinovasi membuat tempe kemul yang tahan lama yaitu petos, dan saat ini di jual secara online maupun dengan jasa aplikasi seperti grab .
Perlu di garisbawahi walaupun namanya petos tapi Rasanya enak, gurih, renyah dan tidak Atos.