Iklan

Minggu, 08 Agustus 2021, 22.37.00 WIB
Last Updated 2021-08-09T05:37:58Z
Nge-book

Sekilas Tentang Novel Guru Aini

 

Buku berwana hijau pupus itu berjudul Guru Aini. Ya, Guru Aini merupakan prekuel dari Novel sebelumnya yang berjudul Orang-Orang Biasa. Pada Novel Orang-Orang Biasa, Andrea Hirata bercerita tentang 10 sekawan di sebuah geng yang selama  bersekolah selalu menempati bangku belakang kelas.

Setelah dewasa, mereka tumbuh menjadi orang-orang yang bodoh dan miskin yang hidupnya biasa-biasa saja. Kisah bermula saat salah satu anggota geng bernama Dinah bercerita bahwa anaknya, Aini, diterima di perguruan tinggi jurusan Kedokteran. Sungguh naif Dinah. Ia berpikir bahwa jika sudah diterima, maka urusan sudah selesai. Ia tak tahu bahwa jurusan Kedokteran hanya untuk orang-orang kaya. Jurusan Kedokteran tak menerima anak seorang pedagang mainan.

Aini yang ada dalam judul "Guru Aini" adalah Aini dari novel Orang-Orang Biasa. Saat pertama membeli buku ini, saya menebak novel ini akan bercerita tentang Aini yang akhirnya putus asa mengejar mimpi
nya sebagai mahasiswi Kedokteran lalu putar haluan menjadi guru. Ternyata dugaan saya salah. Novel ini berkisah tentang masa sekolah Aini yang terjadi sebelum cerita dalam novel Orang-Orang Biasa.

Satu diantara sekian banyak siswa yang bebal matematika itu adalah Aini. Lantaran ayahnya jatuh sakit, dunianya tak lagi sama. Sakit ayahnya yang konon hanya bisa disembuhkan oleh ilmu kedokteran modern, membuat Aini membulatkan tekad. Aini harus menjadi dokter demi ayahnya. Dan untuk menjadi dokter, dia harus pintar matematika, sebab kata gurunya matematika adalah ibu dari ilmu kimia, fisika, bahkan kedokteran.

Aini bertekad belajar matematika langsung dari guru Desi meski dia harus mengambil resiko besar. Guru Desi menegaskan betapa berharganya ilmu dan memberikan cara pandang yang luas tentang segala aspek kehidupan. Aini rela tersuruk-suruk belajar, jatuh bangun, menangis, bersimbah keringat, dan babak belur selama proses belajar. Ketakutan yang menelikung Aini selama ini perlahan terkikis. Matematika, kawan, bukan untuk para penakut! (hal 293)

Alkisah, ada seorang lulusan terbaik Sekolah Keguruan Matematika bernama Desi Istiqomah. Ia bercita-cita mengabdi di sebuah desa terpencil untuk mencerdaskan bangsa dengan ilmu matematika. Saat dilakukan undian untuk  menentukan daerah mana yang akan ditempati sebagai tempat mengabdi, Desi memilih bertukar tempat dengan sahabatnya yang menangis setelah membaca nama desa entah apa di gulungan kertasnya. Dengan rasa bahagia dan bangga, Desi berangkat merantau ke sebuah desa yang Desi saja tak yakin itu masih ada di Indonesia atau tidak. Dengan membawa cita-cita mengajarkan matematika pada anak desa, Desi begitu bahagia menjalani hari-harinya di perantauan.

Namun, kenyataan tak berjalan sesuai dengan harapan. Desi membayangkan murid-muridnya akan bahagia dengan matematika yang ia ajarkan. Ternyata matematika adalah beban dan ancaman yang mengerikan bagi mereka. Petualangan guru Desi mencari 1 murid genius matematika penuh perjuangan.

Diselingi narasi ujaran-ujaran khas Melayu penuh komedi, tulisan Andrea Hirata memang selalu menarik untuk dibaca. Bertahun-tahun Desi mengajar matematika, sampai akhirnya ia menemukan seorang murid bernama Aini yang semangat belajarnya tak ada tanding. Aini, putri Dinah pedagang mainan, adalah murid terbodoh di kelasnya. Tapi cintanya pada matematika dan semangat belajarnya membuat guru Desi ikut bersemangat mendidiknya menjadi genius matematika.

Kisah perjuangan guru Desi dan Aini sangat menginspirasi. Serupa judul novel ini, Andrea hendak mendedikasikan ungkapan cinta, apresiasi, dan terima kasih setinggi-tingginya kepada profesi guru dimanapun berada. Guru yang mulia, tulus, dan ikhlas dalam dedikasi, bahwa siapapun berhak mendapatkan pendidikan. Seperti anak dan ibu, guru dan murid akan selalu menjadi guru dan murid, meski guru itu tak lagi mengajarnya. (hal. 234)

Meskipun novel ini menyajikan fakta bahwa mata pelajaran matematika adalah momok yang ditakuti oleh sebagian besar siswa, pesan yang ingin disampaikan dalam novel ini begitu universal. Siapa saja dapat mengambil inspirasi dan motivasi dari kisah itu. Adanya sinergi antara cita-cita, keberanian, dan idealisme menyalakan kobar semangat yang tak habis-habis sebab ada tujuan mulia yang hendak dicapai. Seperti kehidupan ini, manusia berharga karena memberi arti bagi sesama.

Judul               : Guru Aini

Penulis             : Andrea Hirata

Penerbit           : Bentang Pustaka

Cetakan           : pertama, Februari 2020

Jumlah hal       : 336 halaman

ISBN               : 978-602-291-686-4