Iklan

Sabtu, 13 Juli 2019, 07.37.00 WIB
Last Updated 2019-07-30T13:29:13Z
Nge-bookResensi buku

Melalui Pertarungan Demi Pertarungan, Kesedihan Demi Kesedihan (Pulang)



Judul buku : Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Kota terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 400
Tahun Terbit: 2015
Oleh : Tri Maya W*

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, kesedihan demi kesedihan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit(kutipan kalimat yang berada di belakang buku)

Dalam buku ini mengkisahkan perjalanan seorang bocah bernama Bujang, yang awalnya tinggal bersama mamak dan bapaknya rimba Sumatera. Bapaknya tak lain bernama Samad, Samad adalah mantan jagal terkenal pada masanya. Midah ialah nama mamaknya, seorang keturunan ahli agama di tempat asalnya.
Ketika Bujang berumur 15 tahun, datanglah rombongan keluarga Tong untuk mengunjungi Samad dan berburu Babi di hutan dekat rumah Bujang. Diijinkannya Bujang untuk ikut berburu bersama rombongan, Bujang yang berhasil mengalahkan babi raksasa membuat Tauke Besar takjub pada kemampuan yang dimiliki Bujang. Karena keistimewaannya itulah Bujang dijuluki “Si Babi Hutan.
Setelah itu Bujang diminta oleh keluarga Tong untuk tinggal di kota dan menjadi tukang pukul dibawah pimpinan Tauke Besar. Keluarga Tong merupakan salah satu keluarga yang menjalankan bisnis Shadow Economy atau pasar gelap. Untuk menjalankan bisnis ini tidaklah mudah, berbagai macam masalah pasang surut menghampiri keluarga Tong. Dengan bergabungnya Bujang, pertahanan bisnis pun semakin kuat. Terlebih Bujang yang memiliki banyak kemampuan di berbagi bidang.
Karena kepintaran dan keahlian yang dimiliki oleh Bujang dalam menyelesaikan setiap permasalahan, maka Tauke Besar mempercayai Bujang sebagai penerus Tauke Besar untuk kemudian mengendalikan usaha keluarga Tong di pasar gelap.
Setelah membaca novel tersebut aku sedikit tertegun, merasa tema dari novel ini tergolong antimainstream karena jarang di bawakan oleh penulis pada umumnya. Sekali lagi, saya tertipu dengan judul yang dipakai penulis, awalnya saya berekspektasi bahwa isi novel ini tidak jauh dari kisah-kisah romantis. Kepandaian penulis dalam berbahasa pun menjadikan novel ini begitu istimewa. Namun, pada saat membaca membutuhkan sedikit keseriusan untuk mencernanya. Novel ini menyajikan tahapan alur maju mundur, sehingga memungkinkan pembaca agak kebingungan mengikuti jalan ceritanya, termasuk saya. Karena harus mengingat-ingat cerita  satu atau dua bab sebelumnya. Banyak sekali hal-hal baru yang saya ketahui setelah membaca ceritanya.
Seperti itu kurang lebih penilaian yang saya buat berdasarkan yang saya rasakan setelah membaca novel yang berjudul “Pulang” buah pena dari Tere Liye. Terimakasih.


*Penulis yang mengaku anonim ini sedang menggelandang mencari pengalaman di kota tetangga, seorang calon penyair ini juga dapat di temui di blog pribadinya.
http://entahmayawahyu.blogspot.com/