Banyak orang yang sudah mendengar tentang situs Ondo Budo di
Dieng, yang merupakan peninggalan sejarah dari kejayaan masa lalu, bahkan
banyak juga yang langsung melihat ke lokasi untuk mengobati rasa
penasarannya dan tentunya mendokumentasikan.
Dusun Siterus Desa Sikunang Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo merupakan lokasi yang menjadi salah satu tempat dimana Ondo Budo
berada, tepatnya di sebelah selatan dusun Siterus, Menurut sesepuh Dieng
nama Siterus sendiri terkait erat dengan kata penerus dimana dulunya dusun ini
merupakan penerus dari nenek moyang penduduk Dieng, beberapa bukti yang
ada adalah banyaknya anak berambut gimbal di dusun ini yang merupakaan
penerus dari Tumenggung Kyai Kolodete yang dipercaya sebagai sesepuh atau
leluhur yang berada di Dieng.
Ondo Budo merupakan peninggalan sejarah yang memiliki nilai
tinggi dan banyak penduduk sekitar kawasan Dieng yang percaya dulunya
dijadikan sebagai jalan menuju Dieng dari wilayah bawah, jalan tersebut
merupakan jalan sepatak batu berundak- undak. orang-orang tua warga
desa Sikunang Sembungan dan sekitarnya juga dulunya selalu menggunakan
jalan ini apabila akan pulang pergi kedesa disekitarnya.
Selama ini Keberadaan Ondho budho juga masih digunakan oleh
petani untuk pulang pergi keladang. Fungsi ini tentunya hanya melanjutkan
dari apa yang dulu sering dilakukan oleh generasi sebelumnya.
Jalur
jalan raya penghubung Wonosobo-Dieng via Kejajar besar kemungkinan bukanlah
jalur kuno. Indikasi ini muncul dikarenakan ada kasus pembelahan gunung dan
juga situs Watu Kelir ketika memasuki pintu masuk. Selain itu, minimnya sumber
mata air juga menjadi saksi yang memberatkan untuk jalur ini.
Sebagaimana
menurut informasi teman-teman, hah teman? Iya Cuma dianggap teman wqwq. dan juga warga yang berdomisili Dieng-Wonosobo
juga mengabarkan jika dahulu memang ada jalur pintas via Telaga Sembungan. Yang
bisa dilewati lebih cepat dengan jalan kaki dari pada naik motor via Kejajar.
Penulis
sendiri pun pernah melewati jalan tersebut bukan dari bawah tetapi jalan kaki
menyusuri jalan yang dimaksud dari Dieng, Sembungan sampai ke dusun Dadapan
Garung, yang sebenarnya apabila diteruskan ke dusun tetangga dari Dadapan akan
sampai di Dusun Kalilawang yang pada jaman dahulu bernama jalan Panangkaran,
orang daerah tersebut pun masih menyimpan cerita dan sampai sekarang pun juga
masih menyebut di daerah Kalilawang tersebut ada jalan Panangkaran.
Seperti
yang dilansir pada peta wikimapia menunjukkan jalan yang kaya akan sumber air,
melewati lereng gunung Pakuwaja-Seroja -Bisma. Sumber-sumber mata air yang
terlihat terdapat Telaga Cebong-Air Terjun Sikarim dan Menjer.
Garis
lurus bisa di ambil melalui Candi Gatotkaca hingga Garung. Kenapa Garung? Hanya
berdasar toponim Garung yang pernah dijabat oleh seroang raja Mdang. Karena
hingga kini masih buta ke kunoan Garung. Jarak9.21km bukan jarak yang jauh
untuk berjalan kaki, dengan ditempuh 4 jam berjalan santai mungkin bisa sampai.
Logikanya mendaki Gunung Prau dan menyusuri seluruh jalur setapak sepanjang 6km
hanya butuh 2-3jam. Untuk membuktikannya, perlu penelusuran dan mesti dicoba, dengan
blusukan, atau jika meminjam kawan-kawan Padopokan Giri Saba yaitu ‘perjalanan
dinas’ anggap saja mbolang dengan menikmati pemandangan alam Dieng yang tak pernah
ingkar janji ditambah cuaca yang sedang dingin dinginnya, mirip doi? Mungkin. Wkwk.
Bersambung..
referensi: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1685492734910971&id=100003507820983