Oleh: Ahmad Muzan MPd.I
Mesjid 20)
Mesjid (Masjid) dilihat dari sudut bahasa berarti tempat
yang digunakan untuk bersujud, yang berarti berfungsi pula untuk
sholat. secara umum pengertian Masjid hanya digunakan untuk melaksnakan
sholat, namun sesungguhnya mempunyai fungsi yang sangat luas dalam
proses pembinaan umat seperti yang terjadi pada masa Rasulullah saw.
Mesjid bukanlah tempat yang disakralkan hanya untuk kepentingan sholat
semata, namun berfungsi secara lebih luas menyangkut persoalan
pendidikan, politik, Musyawarah dan Budaya.
Bagi umat islam mesjid
sangatlah penting keberadaannya, apalagi bagi masayarakat muslim yang
baru saja terbentuk. Di Wonosobo belum dapat diketahui dan belum ada
bukti sejak kapan Masjid mulai ada di daerah ini serta masjid yang
pertama kali ada. informasi yang didapatkan baru sebatas klaim yang
belum didukung dengan fakta dan bukti lain yang mengarah kepada
keberadaan Masjid itu.
Masjid masjid tua yang sekarang ada di
daerah Wonosobo sering disebutkan diantaranya adalah Masjid Sigedong
Baturono yang berdiri sekitar tahun 1830 kemudian Masjid Bendosari
Sapuran sekitar tahun 1830an dan Masjid Kauman (Al manshur) yang
didirikan pada tahun 1830 M. serta di daerah Bumen Bangsri Wonosobo
terdapat Masjid tua yang diklaim sebagai Masjid yang tertua.
Sementara
di daerah Wonosobo bagian selatan seperti Kalibawang, Wadasintang,
Selomerto, Leksono dan Kaliwiro belum ada laporan yang menyebutkan bahwa
di daerah tersebut terdapat Masjid Masjid yang tertua. Di daerah daerah
tersebut dalam Sejarah kelahiran kabupaten Wonosobo adalah sebagai
tempat yang pernah dihuni oleh para Tumenggung yang berkuasa di daerah
Selomanik (KI Tumenggung Kertowaseso), Pecekelan Kalilusi (Tumenggung
Wiroduto) yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Ledok (Plobangan Selomerto), kemudian diganti oleh Ki
Singowedono yang bergelar Jogonegoro sebagai pemimpin pemerintahan di
daerah Wonosobo.21)
Dugaan yang sekarang ada bahwa masjid yang
tertua di Wonosobo adalah Masjid Kauman (Al Manshur) Wonosobo yang
didirikan oleh KH.R.Manshur bin K.R.Ali Marhamah. Keterangan tersebut
sangat kontradiktif dengan fakta bahwa KH.R.Manshur adalah seorang
pendatang yang berasal dari Jogjakarta bersama kakeknya yaitu
KR.Asmorosufi diikuti oleh Ayahnya KR.Ali Marhamah beserta keluarganya
bergerilnya bersama Pangeran Diponegoro, kemudian menetap di daerah
Wonosobo pada tahun 1829 M setelah berada di daerah Martoyudan Magelang.
Kemudian bertempat tinggal di Sigedong dan berpindah ke Bendosari.
Dalam suatu penuturan KH.R.Manshur karena kealimannya menjadi menantu
dari Sayyid Ali bin Hasyim Ba'abud yaitu mendapatkan istri Syarifah
Khotijah binti Sayid Ali Ba'abu dan kemudian menetap di Kauman. Sayyid
Ali Ba'abud adalah putra dari Sayyid Hasyim Ba'abud yang telah datang ke
Wonosobo pada sekitar tahun 1700 M. penuturan itu menunjukkan bahwa
sebelum datangnya KH.R.Manshur telah ada Masjid dalam bentuk yang
sederhana yang didirikan oleh para Mubaligh yang datang sebelumnya
diantaranya keluarga Ba'abud dan Bin Yahya (diantaranya adalah Sayyid
Haidar bin Yahya yang dikenal dengan Mbah Walik).
Patut dicatat pula
bahwa di Kalibeber sebelum berdirinya Masjid Kalibeber, telah berdiri
sebuah masjid di daerah Jambean. Masjid di Jambea ii didirikan oleh
seorag tokoh sufi yang masih mempunyai silsilah darah biru. beliau
adalah Simbah KH.Nur Ali Sastranegara yag lebih dikenal dengan Simbah
KH.Ali Ibrahim. beliau mendirikan Masjid ini pada awal tahu 1700 M. Kyai
Ali Ibrahim beserta pegikutnya datang ke daerah ini jauh sebelum
terjadinya perang Diponegoro. Karenanya banyak para tentara Diponegoro
yang terdiri dari para Ulama pada masa Diponegoro menjadika tempat ini
rujukan dalam peggemblengan spiritual. sebut saja misalnya Mbah Kyai
Muntaha awal.