Oleh: Ahmad Muzan MPd.I
Dari keterangan diatas dalam bentuk karya Islam klasik menunjukkan
bahwa para mubaligh memgenal betul karya karya Islam, tetapi
menuangkannya dalam bentuk bahasa Jawa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat islam.karya islam klasik tersebut mencerminkan kondisi
masyarakat muslim di daerah ini yang bercorak legalistik telah
mendapatkan pengajaran Islam secara menyeluruh (tidak dalam satu aspek,
Tauhid saja misalnya).
Namun juga Fiqh yang berisi aturan tentang
hubungan sesama manusia dan hubungan hamba dengan Allah dalam praktek
ibadah, serta al Qur'an yang berarti didalamnya terdapat Ulumul Qur'an
(Tafsir dan sejenisnya). dalam tilikan terhadap naskah yang diajarkan
oleh KH.R.Abdul Fatah di Sigedong sebagai pengajar pertama kitab Fathul
Mu'in karya dari Syeh Zainudin Bin Abdul Aziz Al Malibari salah seorang
Murid Syeh Ibnu Hajar al Haitami yang merupakan salah seorang pemuka
dalam madzhab Syafi'i, maka dapat disimpulkan bahwa Islam yang
berkembang di daerah Wonosobo adalah bermadzhab Syafi'i.
Tidak jauh
dengan Madzhab Syafi'i naskah tulisan tentang Silisilah Thoriqoh
'Alawiyin dan Satoriyah mengindikasikan kuat bahwa penyebaran Islam dilakukan juga oleh para 'Ulama Thoriqoh.
Tentang ajaran ketauhidan dalam pemaknaan kalimah syahadat dengan
menyebutkan sifat sifat Allah Swt di atas menunjukan bahwa faham yang
dikembangkan di daerah ini adalah faham Ahlussunnah Wal Jama'ah.
Upaya transformasi agama Islam ke dalam masyarakat yang memeluk agama Islam Wonosobo, pada perjalanannya lambat laun memunculkan lembaga lembaga pendidikan. Lembaga lembaga pendidikan yang ada pada masa dahulu merupakan proto tipe dari pendidikan Pesantren dan Madrasah yang ada sekarang. Lembaga pendidikan itu terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan alur pikir masyarakat sehingga berkembang menjadi Pesantren dan sekolah dengan beraneka corak yang berkembang sekarang.