Oleh: Ahmad Muzan MPd.I
4. Pendapat yang disampaikan oleh Gus Dur (KH.Abdurrahman Wahid) bahwa
pada abad ke 17H telah datang seorang penyebar agama islam ke daerah
wonosobo yang bernama Sayyid Abdullah Qutbuddin seorang tokoh Thoriqoh
Naqsabandiyah yang kemudian menetap di daerah ini beliau berasal dari
daerah Iran.
Pandangan ini diperkuat dengan adanya Pertama, Makam
yang terdapat di daerah Candirejo Kecamatan Mojotengah yang diduga
sebagai makam Sayyid Abdullah Qutbuddin
dan keluarga. Kedua, terdapat batu batu disekelilingnya yang berbentuk
batu Candi diduga sebagai tempat untuk mengajarkan agama islam ke
masyarakat (cikal bakal Pesantren).
Terdapat pula pandangan yang
mengatakan bahwa Makam Sayyid Abdullah Qutbuddin adalah yang berada di
daerah Kalilembu yang oleh masyarakat disebutnya dengan Syeh Abdullah
Selomanik dengan bukti peninggalan sebagaimana dalam makam di Candirejo.
Penjelasan tentang peranan para penyebar Islam tersebut berkait dengan berdirinya Wonosobo, sehingga telah banyak mempengaruhi sejarah berdirinya kota Wonosobo dan disimpulkannya pula sebagai cikal bakal masyarakat Wonosobo.
Dari ketiga diskripsi diatas seolah olah kelihatan bahwa terdapat perbedaan dan kesamaan dari masing masing catatan. Perbedaan yang dimaksud adalah bahwa agama Islam yang datang ke daerah Wonosobo telah berlangsung semenjak lama dan bahkan pada awal abad 17 telah ada para mubaligh yang tinggal di daerah ini.
Sedangkan
pemahaman yang telah ada bahwa Islam datang ke daerah ini dibawa oleh
para pengikut Pangeran Diponegoro dan dari kalangan 'Ulama yang masih
keturunan keraton. Perbedaan yang tampak pula bahwa pencantuman nama
dan tahun agaknya para keturunan 'Alawiyin lebih dapat dipercaya dengan
bukti tulisan dalam artivak batu Nisan dan juga buku catatan sejarah
pada Robithoh 'Alawiyin. Dan kuat dugaan boleh jadi bahwa mereka adalah
para tokoh pendiri Wonosobo pada masa dulu.