Iklan

Kamis, 28 Desember 2017, 20.03.00 WIB
Last Updated 2018-01-01T19:19:18Z
Ziarah

Mari, Napak Tilas di Makam Sayyid Abdullah Quthbuddin


       Wonosobo merupakan kota kecil bagian dari  provinsi Jawa Tengah. Di kota yang berslogan Wonosobo ASRI (Aman, Sehat, Rapi, Indah) ini terdapat makam seorang wali yang bernama Syekh Abdullah Quthbuddin yang bertempat di Desa Candirejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten  Wonosobo. Syekh Abdullah Quthbuddin adalah seorang tokoh pembawa aliran tarekat Naqsabandiyah pertama di Pulau Jawa yang berasal dari Iran. Berkat kedatangannya, bisa jadi Desa Candirejo adalah desa Islam pertama di pulau Jawa.
Pada rubrik terbaru "Ziarah" di Portal Wonosobo Click kali ini akan sedikit mengulas mengenai tempat tempat ziarah khususnya di kota tercinta kita, ya Wonosobo tepatnya. namun tidak hanya itu saja kita akan mengajak sobat click untuk sedikit napak tilas mengenai beberapa situs budaya sejarah.
pokoknya dijamin seru dan penasaran bukan? Langsung saja kita simak!


Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekat yang didirikan oleh Syekh Muhammad Ibnu Muhammad Bahauddin Al-Uwaisi Al-Bukhoro An-Naqsabandi, pada tahun 717 H atau 1317 M. Beliau wafat di daerah Desa Bukhoro pada tahun 791H atau 1389M. Pelajaran tasawuf pertama yang diperolehnya adalah dari gurunya yaitu Syekh Muhammad Babasamasi. Setelah gurunya wafat beliau kemudian menggantikan kedudukan gurunya sebagai khalifah.

Dari kota (Wonosobo) letak Desa Candirejo, Kecamatan Mojotengah tidak terlalu jauh. Sekitar 8 kilometer saja. Jarak tersebut dapat ditempuh dengan menggunakkan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jalan menuju desa tersebut sudah cukup bagus dan beraspal, meskipun jalannya yang masih sempit. Letak makam Syekh Abdullah Quthbuddin berada cukup jauh dari desa. 
Lokasinya di tengah tengah areal persawahan yang masih ijo royo-royo dan bercampur dengan pemakaman desa setempat. Sepanjang perjalanan menuju makam, pengunjung disuguhi pemandangan yang indah berupa hamparan tanah pertanian yang ditanami padi, jagung, cabai, kol yang tumbuh subur.


 
foto: Gusblero free
Di dekat makam juga terdapat mata air yang mengalir jernih dan tak pernah kering. Penduduk setempat menyebutnya mbelik. Makam Syekh Abdullah Quthbuddin berada persis di kiri pintu masuk pemakaman dan berada di bawah pohon beringin. Makam sederhana berupa kijing ‘nisan’ yang pinggirnya berupa batu-batu yang ditata. Selain itu ada dua buah makam yang menurut warga setempat merupakan makam istri syekh Abdullah Quthbuddin.

Setelah sampai di lokasi, anda akan disambut dengan dua gapura menyerupai candi yang berdiri gagah menyabut siapa saja yang hadir. Ketika berada di makam suasananya sangat sepi dan dingin, karena area tersebut merupakan makam kuno. Di sekitar pemakaman berserakan batu-batu semacam situs candi yang diyakini merupakan bekas pondok pesantren milik Syekh Abdullah Quthbuddin.




Menurut wacana dalam waktu dekat ini jalan menuju ke makam akan diaspal dan diperlebar supaya memudahkan para peziarah yang datang ke makam, dan sekarang sedang dalam proses perbaikan. Hal tersebut merupakan suatu upaya Pemkab Wonosobo untuk mengembangkan wisata religius dengan mengangkat lokal wisdom masyarakat setempat.  Semoga perbaikan dapat terlaksana dengan lancar.
Rubrik "ziarah" pekan ini kita cukupkan sampai disini dahulu, kita ulas lagi di pekan depan ya?

*(dihimpun dari berbagai sumber)