Iklan

Minggu, 06 Juli 2025, 23.44.00 WIB
Last Updated 2025-07-07T06:44:18Z
Berita PilihanOtomotif

Ketika Wuling Air EV Terbakar di Bandung: Baterai LFP dan Pertanyaan yang Membara

 

Air EV sendiri punya beberapa varian: Lite 200 km, Lite 300 km, dan Pro 300 km. Masing-masing dibekali baterai 17,3 kWh dan 26,7 kWh tergantung jarak tempuhnya. Baterai ini juga sudah mengantongi sertifikasi IP67, yang berarti tahan debu dan bisa nyemplung ke air sedalam 1 meter selama 30 menit.
Ketika Wuling Air EV Terbakar di Bandung: Baterai LFP dan Pertanyaan yang Membara

Wonosobo.click - Sabtu, 5 Juli 2025, suasana Bandung yang biasanya dingin-dingin syahdu mendadak jadi panas membara dan bukan karena cuaca. 


Sebuah mobil listrik Wuling Air EV terekam dalam video tengah mengeluarkan asap tebal, lalu terbakar hebat di tengah jalan. Yang bikin tambah ramai: cuaca saat itu hujan deras, tapi tetap saja api berkobar seolah-olah bensin ikut nimbrung di pesta.


Video kebakaran itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok @Viranurzahra17 dan langsung viral ke mana-mana. Netizen ramai-ramai merespons dengan rasa penasaran, takut, sekaligus… penasaran lagi.


“Kalau mobil listrik kehujanan bisa kesetrum, nggak sih?” tulis akun @raya, mewakili rasa waswas publik pengguna jalan saat musim hujan datang.


Ya wajar. Soalnya, mobil listrik selalu dijual dengan narasi ramah lingkungan dan ramah kantong apalagi dengan subsidi dari pemerintah. Tapi begitu lihat video mobil listrik terbakar saat hujan, mendadak narasi itu bikin jantung deg-degan.


Apa Kata Wuling?

Menanggapi kejadian tersebut, pihak Wuling Motors lewat Aftersales Director mereka, Maulana Hakim, langsung sigap. Mereka mengaku sedang menghubungi pemilik kendaraan dan tengah melakukan investigasi.


“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Maulana, mencoba menenangkan suasana yang mulai overheat.


Mari Kita Kulik Baterainya

Sebagai mobil listrik andalan yang sering wara-wiri di kota-kota besar, Wuling Air EV dibekali baterai Lithium Ferro-Phosphate alias LFP. Dalam dunia perbaterai-an, LFP dikenal sebagai tipe yang tahan banting: aman, awet, dan tahan suhu tinggi. Cocok buat negara tropis macam Indonesia.


Air EV sendiri punya beberapa varian: Lite 200 km, Lite 300 km, dan Pro 300 km. Masing-masing dibekali baterai 17,3 kWh dan 26,7 kWh tergantung jarak tempuhnya. Baterai ini juga sudah mengantongi sertifikasi IP67, yang berarti tahan debu dan bisa nyemplung ke air sedalam 1 meter selama 30 menit.


Tapi ya itu tadi, meskipun klaim tahan air sudah sedemikian rupa, tetap saja insiden terbakar saat hujan bikin publik mikir dua kali. Apakah ada yang salah dengan sistem proteksinya? Atau ini murni kasus kebetulan yang nahas?


Pengisian Daya dan Segala Janji Manisnya

Daya isi baterai Air EV tergantung sumber listriknya. Pakai daya rumahan 2.200 VA? Siap-siap nunggu 8–11 jam. Punya daya 6.600 VA? Bisa lebih cepat, sekitar 4 jam. Kalau pakai SPKLU? Tinggal nunggu 30–90 menit, tergantung konektor dan mood baterainya.


Wuling selalu menekankan bahwa baterai mereka aman dari overcharge, overdischarge, dan overthinking. Tapi kejadian ini membuktikan, secanggih apa pun teknologi, begitu viral terbakar, rasa waswas konsumen langsung ikut terbakar juga.


Hal yang Perlu Kita Garisbawahi

Kasus ini masih diselidiki dan belum bisa disimpulkan apa penyebab pasti kebakarannya. 


Namun, insiden ini jadi pengingat penting bahwa transisi ke kendaraan listrik bukan cuma soal subsidi dan iklan manis. Tapi juga soal transparansi, edukasi, dan yang paling penting: kepercayaan publik.


Karena kalau mobil listrik bisa terbakar meski hujan, warganet tidak butuh penjelasan teknis. Mereka cuma pengen satu hal: aman nyampe rumah tanpa drama.***