Dero atau Ndero (baca: seperti kalimat
oleh) merupakan dusun yang berada di wilayah Kecamatan Mojotengah, dan pastinya
masuk Kabupaten Wonosobo. ada dua dusun dengan nama “Dero”, yaitu dusun Dero
Ngisor dan Dero Nduwur. Dengan kata lain dusun ini saling bertetangga atau bisa
juga disebut; unda-undi. Jalan menuju ke dusun dari kota cukup mudah
dijangkau bisa naik angkutan umum mobil warna merah atau hijau mengambil
jurusan Dero, atau dapat dengan naik sepeda motor dari alun alun Wonosobo lurus
kemudian ambil ke ke kiri masuk gapura bertuliskan “Universitas Sains AlQur’an(UNSiQ)”
ambil arah ke Kalibeber Mojotengah.
Dengan kisaran waktu sekitar setengah jam sampai di Kalibeber.
Kali ini pada rubrik “Nyaba Desa”
pekan ini Wonosobo click akan sedikit mengulas mengenai dusun Dero Mojotengah.
Oke, langsung saja kita beberkan satu persatu.
Jalan menuju ke dusun Dero ini
memang bikin rindu. Jalan yang berkelok
kelok, bisa dibilang seperti jalan mainan tamiya atau sirkuit moto gp,
dengan didominasi aspal mulus menjadikan kekhususan tersendiri . Meskipun sama
halnya dengan jalan berkelok kelok lain namun dijamin agak sedikit suasananya, pepohonan
yang hijau menghiasi sepanjang jalan
menuju dusun Dero membuat mata sedikit terobati apalagi ditambah dengan kicauan
burung burung menambah suasana dusun Dero kelihatan damai dan masih asri.
Mayoritas penduduk
dusun Dero Duwur bermata pencaharian sebagai Petani. Dibuktikan dengan lahan
pertanian yang mendominasi celah perbukitan di daerah tersebut dengan ditanami
berbagai macam sayuran maupun palawija. Berbagai home industri pembuatan tepung
terigu atau kebanyakan masyarakat menyebutnya Pati(baca: pathi) pun berjejeran
juga dapat anda temukan ketika menjajakan kaki di dusun yang masih menjaga
nilai kearifan lokal.
Gunung Pakuwaja yang terlihat gagah
ditemani gunung Bisma dan Pegunugan Dieng berjejer damai dapat terlihat di dusun
ini, ketika cuaca sedang bersahabat. Hati yang gelisah, galau merana dapat
terobati sejenak, serta membuat anda semakin betah ingin berlama-lama dolan
berkunjung di dusun Dero.
Tidak hanya itu saja, kalian akan
disambut dengan gapura sederhana di awal memasuki dusun bertuliskan “Selamat
datang di Dusun Dero Duwur” yang sebelumnya juga pasti akan menemukan gapura
bertuliskan dengan nada yang sama, tetapi dengan nama dusun yang agak berbeda. Yang
satu dusun Dero Duwur, yang satunya adalah dusun Dero Ngisor. Sambutan hangat
dari warga sekitar pun membaur menjadi kehangatan tersendiri, dibuktikan dengan
ketika warga sedang duduk duduk santai berjemur menikmati hangatnya sinar
matahari muncul atau Karing, Benteran(baca: menghangatkan tubuh
dengan berjemur di sinar matahari ketika pagi) maupun Genen(baca:seperti
kata gelisah).yaitu menghangatkan badan dengan membakar kayu bakar di malam
hari dengan bersenda gurau maupun saling bercerita seputar apapun. Intinya saling
menyapa satu sama lain antar warga. Jadi bisa jadi sikap empati dan simpati
maupun kerukunan masih terjalin, agak unik ketika hal tersebut dibalut dengan
dialek atau aksen khas Dero yang meliuk liuk. Sungguh nylekamin dalam sebuah
kemesraan!
Mungkin cerita Nyaba Desa pekan ini
kita cukupkan, bisa kita sambung lagi di pekan depan dengan cerita-cerita yang
lebih menarik dan asyik. Berikut yang telah diulas belum seberapa masih banyak
yang belum dibahas. Pokoknya penasaran dengan dusun Dero? Datang langsung ke
dusun Dero. Dijamin puas dan bakalan rindu. Salam Nyaba Desa!