sumber foto: fb Windii windii |
”Sontoloyo angon bebek loro
Sing kuning kuning ra patia
Sing ireng duwekke sapa
Nandur jahe ning galengan
Nyambut gawe bebarengan ala elo elo oee..
Ala sontoloyo...”*
Terdengar sayup-sayup dari kejauhan
rengeng rengeng seorang pengangon bebek di pematang sawah yang sedang menjaga
bebeknya sambil memainkan seperti alat musik yang unik. Ternyata ketika didekati yang ia
mainkan adalah bundengan.
Ya, bundengan. Bundengan merupakan sebuah alat seni musik tradisional
jawa. bundengan kerap juga disebut koangan. Alat ini berkembang di daerah Kedu
khususnya Wonosobo. Sebuah alat musik yang terbuat dari kerangka bambu yang
dilapisi dengan slompreng(ejaan e seperti pada kata keras) atau pelepah bambu
dan diikat dengan ijuk, dipasangi tali ijuk maupun senar pada koangan sehingga
bisa menimbulkan bunyi saat dimainkan.
Sebenarnya bundengan memang bukan
alat musik, awalnya hanya alat untuk
berteduh pengangon bebek, yang berfungsi menjadi tempat berteduh para petani
maupun penggembala itik dari sengatan panas matahari dan hujan. Mirip seperti
caping yang bentuknya memanjang.
Disebut bundengan sebab instrumennya
jika di bunyikkan akan berdengung. Alat musik tradisional yang dimainkan dengan
cara di petik dengan dua tangan ini mewakili seperangkat gamelan, seperti
kendang, gong, kempul, bende dan lainnya. Bundengan juga kerap untuk mengiringi
tembang tembang dolanan maupun pagelaran tari lengger Wonosobo.
Mungkin pembahasan mengenai
bundengan kita cukupkan dulu. Nanti wonosobo click akan membahsa dilain waktu
yang lebih asyik dan nylekamin !
*lirik tembang lakon lengger Sontoloyo