Lengger merupakan sebuah pagelaran
tari yang dapat dikatakan kesenian khas kota tempe kemul, yang sampai sekarang masih eksis dan kerap
ditampilkan dalam acara ulang tahun desa atau
hari – hari besar lainnya. Hal ini dapat dikatakan sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kenikmatan dan kesejahteraan yang dirasakan. Jika di othak athik gathukkan dengan peribahasa “sambil menyelam minum
air” mungkin dapat dikatakan pas, sebab sambil syukur juga nguri-uri budaya
jawa.
Wonosobo click akan mengajak sedikit bernostalgia mengenai kisah tari lengger diambil. Sebelum lakon Tari lengger ditampilkan tari
lengger biasanya diawali dengan tembang Babadan, kemudian tolak balak,
dan iling-iling. Lalu dilanjutkan kinayakan. Tembang babadan
mennyiratkan tentang bersyukur, tembang tolak balak menyiratkan tolak balak dengan
diselingi sholawat- “sholallahu alaihi wassalam”, dan iling-iling
menyiratkan tentang pepeling, agar selalu iling atau ingat kepada Allah dan kekasih-Nya.
Kemudian Kinayakan,
kinayakan secara harfiah berasal dari kata ayak (filter) jadi dalam laku hidup
harus selalu berhati hati dan berlatih menyaring(memfilter) antara perilaku
yang baik dan yang buruk.
Sedikit
flashback bahwa tari lengger merupakan sebuah pagelaran tari yang diambil dari
kisah asmara antara Galuh Candra Kirana dan Panji Asmara Bangun. Galuh Candra
Kirana adalah putri dari Prabu Lembu Ami Joyo yang memimpin Kerajaan jenggolo
Manik, sementara Panji Asmoro Bangun adalah putra Prabu Ami Luhur yang memimpin Kerajaan Cenggolo
Puro. Kedua kerajaan ini ingin mempererat hubungan dengan menikahkan kedua anak
mereka. Sayang, pernikahan tersebut hampir gagal karena usaha Galuh Ajeng (anak
Prabu Lembu Ami joyo dari selirnya).
Galuh Candra
Kirana harus keluar dari kerajaan dan menjadi penari lengger. Suatu hari,
kelompok tari lengger Galuh Candra Kirana diundang main di kerajaan Cenggolo Puro
oleh panji Asmoro bangun. Tampil di depan tunangannya, Galuh Candra Kirana
memutuskan membuka penyamarannya. Melihat kecantikan Galuh Candra kirana, Panji
Asmara Bangun langsung jatuh cinta. Pasangan ini kemudian menikah.
Kisah lain,
Tari ini berawal ketika Raja Brawijaya yang kehilangan putrinya, Dewi
Sekartaji, mengadakan sayembara untuk memberikan penghargaan bagi siapapun yang
bisa menemukan sang putri. Bila pria yang menemukan akan dijadikan suami sang
putri dan jika wanita maka akan dijadikan saudara.
Sayembara yang
diikuti oleh banyak ksatria ini akhirnya tinggal menyisakan dua peserta yaitu
Raden Panji Asmara Bangun yang menyamar dengan nama Joko kembang Kuning dari Kerajaan
Jenggala. Satu lagi, Prabu Klana dari Kerajaan Sebrang, merupakaan orang yang
menyebabkan sang putri kabur karena raja menjodohkannya.
Dalam pencarian
tersebut, Joko Kembang Kuning yang disertai pengawalnya menyamar sebagi penari
keliling yang berpindah pindah dari desa ke desa lain. Lakon penarinya adalah
seorang pria yang memakai topeng dan berpakaian wanita yang diiringi alat musik
seadanya. Ternyata dalam setiap pementasannya tariini mendapat sambutan yang
meriah. Sehingga dinamai Lengger.
Hingga disuatu
desa, tari lengger ini berhasil menarik perhatian Putri Dewi Sekartaji dari
persembunyiannya. Namun pada saat yang bersamaan Prabu Klana juga telah
mengetahui keberadaan sang putri, mengutus kakaknya Retno Tenggaron yang
disetai prajurit wanita untuk melamar Dewi Sekartaji. Namun lamaran itu ditolak
Dewi sehingga terjadilah perkelahian dan
Retno Tenggaron yang dimenagi sang
Putri. Sementara Prabu Klana dan Joko Kembang Kuning tetap menuntut haknya pada
raja. Sehingga akhirnya raja memutuskan untuk agar keduannya untuk bertarung.
Dalam
pertarungan, Joko Kembang Kuning yang diwakili oleh ksatria Tawang Alun
berhasil menewaskan Prabu Klana. Di akhir kisah Joko Kembang Kuning dan Dewi
Sekartaji menikah dengan pestanya disemarakkan dengan hiburan Tari Topeng
Lengger.
Begitulah,
beberarapa kisah yang dapat kita ulas. Sebenarnya masih ada beberapa versi
cerita mengenai asal mula cerita tari lengger diambil, yang jelas bukan memasalahkan
cerita itu diambil namun, tinggal bagaimana kita belajar pada kisah kisah
tersebut. Meskipun tau dan paham certia tari lengger diambil juga lebih baik,
tapi yang lebih penting ‘pokoke’ selalu
nguri uri kabudayan jawi. Salam Tempe Kemul!